Dahulu sewaktu masih duduk dibangku sekolah menengah atas, saya mulai mengenal dan akrab dengan slogan-slogan yang pada waktu sebelumnya terasa asing ditelinga dan sungguh slogan-slogan itu memberi energi yang sangat positif dalam kehidupan saya waktu itu dan setelahnya. Salah satu yang terbaik adalah slogan “Hidup mulia di bawah naungan Al-Quran”. Saat itu, saya memang terkesan dengan kata-kata indah itu, hanya berusaha terus dekat dengan Al-Quran, mencoba untuk memuliakannya dengan cara melakukan hal yang antitesa dari pendekatan dari orang-orang pendahulu saya tentang bagaimana memuliakan Al-Quran. Saya mengadopsi pendekatan dari seorang sahabat yang sungguh saya mesti banyak-banyak berterima kasih kepadanya, karena telah membawa saya kembali ke jalan yang seharusnya. Pendekatannya adalah muliakanlah Al-Quran dengan setiap hari membacanya, tidak perlu banyak-banyak, sekemampuan saja yang penting konsisten. Satu pendekatan yang mengesankan, karena dahulu pendekatannya sedikit berbeda, Al-Quran lebih sebagai alat sebagai penolak bala, agar jin takut, kalaupun membaca lebih sebatas pada bulan Ramadhan dan untuk mengejar acara khataman, setelah itu suasana kembali hening dan Al-Quran itu kembali ke peraduannya.
Tentu saja waktu itu saya sendiri belumlah terlalu mengerti makna dari slogan “hidup mulia di bawah naungan Al-Quran”, namun seiring berjalannya waktu nampaknya saya mulai mengerti dan dapat memahami itu, dan adalah suatu kebenaran jika saya pribadi sejauh ini merasa terjaga, semacam ada yang melindungi, dituntun, mungkin karena keputusan untuk hidup tidak jauh-jauh dari Al-Quran.
Pengalaman pribadi tentu saja masih terasa kurang obyektif untuk sekedar diterima, mesti ada bukti-bukti yang lebih empiris dan telah terbukti untuk menyeimbangkan suatu testimoni. Suatu waktu saya mengikuti kajian ahad pagi yang kebetulan diisi oleh Syeikh Ali Jaber, beliau mengangkat tema yang mirip dengan slogan diatas, bahkan beliau menyampaikan bahwa setiap apapun yang terkait dengan Al-Quran pasti mulia, tidak ada sesuatu yang terkait dengan Al-Quran dia menjadi terhina, buktinya adalah sebagai berikut:
- Yang menyampaikan wahyu dari Allah adalah malaikat paling mulia diantara malaikat-malaikat, yaitu malaikat Jibril
- Disampaikan kepada orang paling mulia yang pernah ada yaitu Rasulullah Muhammad
- Tempat yang menjadi saksi bisu turunnya wahyu pertama yaitu gua Hira, ikut menjadi terkenal dan mulia. Kalau bukan karena Al-Quran, apa artinya gua Hira? Dia tetap menjadi satu gua yang tidak punya arti lebih.
- Al-Quran diturunkan satu malam yang malam itu ikut menjadi mulia yaitu malam lailatul qadr
- Malam lailatul qadr berada dalam satu bulan yang ikut menjadi mulia yaitu bulan Ramadhan
- Ali Jaber dikenal di Indonesia bukan karena kecerdasan atau kehebatannya, seorang Ali Jaber dikenal dan dimuliakan oleh masyarakat Indonesia karena dikenal sebagai penghafal Al-Quran, jika bukan karena Al-Quran, siapalah seorang Ali Jaber, bukanlah siapa-siapa
Semua yang disampaikan oleh Syeikh Ali Jaber di atas saya amini, dan benar-benar saya amini, karena saya bisa merasakannya sendiri. Jika saya mengasumsikan, kemuliaan itu bukanlah sesuatu yang tiba-tiba datang, karena dimanapun tidak pernah tercipta struktur bangunan kemuliaan itu datang dengan cara yang instan, Al-Quran bukanlah makhluk yang mampu berbicara atau memberi petunjuk kepada seseorang secara langsung, namun Al-Quran itu punya nilai, kekuatan, kekuatan untuk mendorong orang-orang yang dekat dengannya untuk selalu hidup dengan keteraturan sesuai dengan sunatullah, hidup secara baik dan benar, kekuatan itu memberi ilham bagi orang-orang yang dekat dengannya tentang sesuatu yang salah dan benar, baik dan buruk, sama persis dengan janji Allah yang tercatat dalam awal-awal Al-Quran, Al Baqarah, Al Quran sebagai hudallil muttaqin, petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa.
Jika kita masih menginginkan kemuliaan hidup di dunia dan bahkan di akhirat, saya rasa tidak ada jalan lain kecuali kembali dekat dengan Al-Quran, memuliakannya dengan cara membaca dan mempelajarinya, insyaAllah Allah akan memberikan kemuliaan hidup di dunia dan akhirat. Karena saat kita mengharapkan kemuliaan dari suatu makhluk, kemuliaan itu hanyalah kemuliaan semu dengan tempo yang sangat singkat, dan akan terdapat banyak kekecewaan pada perjalanannya.