Berhutang pada dasarnya adalah sesuatu hal yang sudah sangat lazim dalam pergaulan dengan sesama manusia, karena berbagai macam motif seseorang akhirnya memutuskan untuk berhutang, ada yang karena sedang tidak memegang uang secara tunai, namun kondisi menuntut untuk segera selesai urusan, meskipun seseorang tersebut pada hakikatnya mempunyai tabungan yang cukup atau lebih dari cukup. Motif yang lain mungkin karena memang kondisi ekonomi yang sulit. Ada juga motif untuk memenuhi nafsu, gaya hidup dan pengen terlihat seperti orang kelas atas. Dan berbagai macam motif-motif lainnya kenapa orang memutuskan untuk berhutang.

Menurut hemat saya, sekarang adalah zamannya berhutang. Semakin banyak lembaga-lembaga keuangan dari yang kredibel sampai dengan yang tidak mempunyai aspek legal, mereka berlomba memberikan penawaran kemudahan kepada nasabah untuk berhutang. Contoh riil adalah saya sendiri, ya saya pemegang credit card (CC), membuat CC karena kadang pembayaran internasional menggunakan sistem itu dan terkadang saya membutuhkan barang-barang yang tidak dijual di dalam negeri. Jumlah pagu CC yang saya pegang dari masa ke masa nilainya semakin tinggi, bisa mencapai 30an juta, tanpa saya minta dan tanpa persetujuan dari saya sendiri selaku nasabah CC. Nah, karena nilai pagu yang sedemikian tinggi, pihak CC berkali-kali menelpon, merayu untuk mengalihkan pagu tersebut menjadi tabungan yang bisa langsung dicairkan dalam tempo yang sangat cepat, dan pengembalian pencairan dana tersebut nanti bisa dilakukan dengan skema mencicil alias kredit, persis sama dengan judul kartunya. Gila!

Continue reading →