Innallaha ma ana, sepenggal kalimat dalam Al Quran yang kurang lebih berarti “sungguh Allah bersamaku”, begitulah Al Quran, setiap kata dan kalimatnya ajaib, sungguh ajaib, ajaib membuat seorang hambaNya menjadi lebih tenang, menjadi lebih rileks dan menjadi lebih santai menghadapi apapun yang mungkin bakal terjadi, pun kondisi khawatir juga dirasakan oleh para Rasul dan NabiNya. Karena para Rasul dan NabiNya juga sama seperti kita, seorang manusia biasa yang blank untuk hal yang ghaib, blank tentang sesuatu yang bakal terjadi satu detik kedepan. Allah tahu persis kelemahan manusia, sehingga Allah menurunkan kalimat “Innallaha ma anna” untuk kembali mengingatkan manusia bahwa dia tidak sendirian, ada Allah yang selalu dekat dengan dia, memenuhi setiap apapun kebutuhannya, mendengarkan dan mengabulkan apapun yang menjadi harapan-harapannya. Pesimis? Wajar dan sah saja. Optimis? Boleh dan sah saja. Karena antara pesimis dan optimis adalah esensi dari doa. Berdoalah hanya kepada Allah, bergantunglah hanya dengannya, kerjakan dan lakukan yang terbaik yang sekarang tersaji, lakukan apapun yang semestinya dilakukan, serahkan kepadaNya, terima apapun yang menjadi keputusanNya, cukup, nikmati hidup. Latahzan innallah ma anna, begitu cara Allah menghibur hamba-hambaNya.