Dalam satu kesempatan terdapat perkataan menarik dari seorang yang alim tentang Al-Quran, “jadikan Al-Quran sebagai teman hidup, jangan biarkan matamu terpejam sebelum membacanya walaupun hanya beberapa ayat, jika membeli Al-Quran belilah yang ada terjemahannya, karena kita mayoritas tidak mengerti bahasa Arab. Kenapa mesti ada terjemahannya? Karena, jika kita hanya membaca Al-Quran tanpa mengerti artinya kita hanya akan mendapatkan kebaikan daripadanya, namun hidayah akan sangat lambat menghampiri diri kita, karena kita tidak mengerti apa yang kita baca”.

Berkenaan dengan apa yang disampaikan oleh seorang alim tersebut, memang benar bahwa Al-Quran sejatinya tidak cukup hanya dibaca, menjadi kebenaran jika merutinkan membacanya setiap waktu, minimal sekali dalam sehari adalah suatu amalan yang sungguh baik dan mulia, namun itu tidaklah cukup jika tidak dibarengi dengan adanya kemampuan mengerti dan memahami apa yang ada dalam Al-Quran. Semua panduan hidup, dasar-dasar dan prinsip-prinsip hidup sudah lengkap terbungkus dalam Al-Quran, namun tetap saja kita kadang masih saja kesulitan untuk berjalan diatas panduan hidup yang telah tertulis di Al-Quran, bahkan tidak sering kita menabrak panduan hidup tersebut yang menyebabkan kita sendiri jatuh dalam kesengsaraan, kesulitan dan kemalangan hidup.

Semua orang mempunyai cita-cita untuk mempunyai kehidupan yang baik, penuh kebahagiaan, kemudahan dan derajat yang tinggi. Namun seringkali kita mengambil jalan yang salah untuk menggapai itu semua. Ada yang mengambil jalan dengan mengambil hak orang lain, menindas dan memaksa, bahkan menghasut, membunuh, bersekutu dengan jin/setan dengan mendatangi dukun dan seterusnya dan seterusnya. Yang menjadi pertanyaan, apakah Al-Quran tidak menerangkan bagaimana cara untuk mencapai derajat hidup yang tinggi serta kemuliaan hidup? Jawabannya, jelas ada Saudaraku.

Mari kita lihat QS. Al Furqan: 63-76.

63: Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan “salam”

64: Dan orang-orang yang menghabiskan waktu malam untuk beribadah kepada Tuhan mereka dengan bersujud dan berdiri

65: Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, jauhkanlah azab jahannam dari kami, karena sesungguhnya azabnya itu membuat kebinasaan yang kekal”

66: Sungguh, Jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman

67: Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih) orang-orang yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya secara wajar

68: Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, dan barangsiapa melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat hukuman yang berat

69: (yakni) akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari Kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina

70: Kecuali orang-orang yang bertaubat dan beriman dan mengerjakan kebajikan, maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang

71: Dan barangsiapa bertaubat dan mengerjakan kebajikan, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya

72: Dan orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka berlalu dengan menjaga kehormatan dirinya

73: Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidak bersikap sebagai orang-orang yang tuli dan buta

74: Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa

75: Mereka itu akan diberi balasan dengan tempat yang tinggi (dalam surga) atas kesabaran mereka, dan di sana mereka akan disambut dengan penghormatan dan salam

76: Mereka kekal di dalamnya. Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman

Mari kita perhatikan bagian akhirnya, balasan dengan tempat yang tinggi, ternyata untuk mendapatkan kedudukan yang tinggi Allah telah menerangkan apa saja langkah-langkah yang mesti dilakukan yaitu dengan melakukan langkah mulai dari poin 63 sampai dengan 74, dalam terjemahan tempat yang tinggi dimaksudkan adalah surga, namun jika surga bisa kita raih bagaimana dengan dunia yang sungguh teramat rendah ini, insyaAllah jawabannya adalah Allah pasti akan meninggikan derajat kita, menempatkan kita disatu tempat yang tinggi di dunia ini tentunya. Karena yakinlah bahwa Allah tidak akan pernah membiarkan orang-orang yang Dia cintai hidup dalam kesengsaraan, kesempitan, kesulitan sepanjang hidupnya.

Jadi, tetaplah berbuat baik, tetaplah berjalan di atas ketentuan-ketentuan Allah, hormati norma-norma yang ada, jalani hidup dengan baik dan benar, jangan takut, karena Allah bersama dengan orang-orang yang baik dan benar, dan akan menempatkan seseorang pada posisi yang semestinya.