Hidup kita memang tidak akan pernah lepas dari masalah, seperti yang sudah kita maklum. Bahkan, tidak jarang keceriaan yang kita nikmati dalam waktu yang sesaat, justru meninggalkan luka yang berkepanjangan. Tapi yakinlah bahwa zaman tak akan berada pada kondisi yang sama terus menerus. Hari-hari pasti berganti. Kegagalan akan segera berganti dengan keberhasilan, begitu pula keberhasilan tidak selamanya akan terus bersama kita.
Dengan selalu mengingat masalah serta tragedi-tragedi di dalamnya, maka kita akan mengalami keguncangan jiwa, penyakit yang menghancurkan kekuatan kita untuk tetap bertahan hidup. Terlebih jika masalah itu telah berlalu, maka ia tidak pantas untuk selalu kita ingat. Sebab, episode masa lalu itu telah berakhir. Kesedihan tak akan mampu memperbaikinya.
Melupakan juga bisa dilakukan dengan cara memaafkan, baik dengan memaafkan diri sendiri, maupun dengan memaafkan orang lain yang mungkin punya kontribusi kuat dalam masalah berat kita. Jika masalah berat itu murni dari kesalahan diri kita sendiri, maka janganlah terlalu lama mengumpat dan menyesali diri. Karena itu, maafkanlah diri kita dan nyatakan bahwa adalah wajar jika seorang manusia sesekali melakukan kesalahan. Sedang jika kesalahan itu karena berbuatan orang lain, maka kita hharus tahu bahwa memelihara dendam dalam diri hanya akan menghabiskan energi dan waktu.
Begitulah, bahwa memang ada banyak alasan untuk sesekali kita melupakan masalah, agar kita tidak terus menerus berada dalam keterpurukan dan kegelisahan hidup. Karena terus-menerus memikirkan masalah, dan tidak berusaha mencari jalan keluarnya. Maka dengan melupakan masalah, kita bisa meringankan beban hidup kita karena ada faktor keridhaan dan penerimaan di sana.
Sumber: Tarbawi Edisi 269 Th. 13, Rabiul Tsani 1433, 23 Februari 2012