Ini kalimat aku kutip dari pernyataannya legenda MotoGP, Valentino Rossi selepas musim 2014 selesai, ya nama besar dan pesona Valentino Rossi tidak pernah pudar meskipun muncul bintang baru semacam Marc Marquez yang kenyataannya sangat sangat brutal gaya membalapnya, atau Jorge Lorenzo yang sangat fokus dalam setiap balapan. Vale sadar betul bahwa era keemasannya mulai memudar tapi dia merasa masih sangat bergairah, masih sekuat dulu dan masih bisa bertarung dengan para juniornya.
Tentu saja Vale seorang yang sangat realistis, faktor umur sangat menggerus kemampuan fisiknya, faktor pengalaman juga sangat berpengaruh terhadap nyalinya. Oleh karena itu, untuk memompa semangat dalam dirinya sendiri dia berkata, “lupakan kejayaan masa lalu dan mulai dari semuanya dari awal, anggap aku bukan siapa-siapa”.
Luar biasa, seorang super star, legenda yang dicintai jutaan pendukung seluruh dunia berujar seperti itu. Itu Valentino Rossi, bagaimana dengan diri kita? Jika kita termasuk golongan orang yang arogan dan menganggap diri kita paling hebat dan sempurna, ada baiknya jawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1. Apa prestasimu?
2. Sehebat apakah dirimu?
3. Apa yang sudah kamu buat untuk orang lain?
Ya, guys, ini hidup, ada kalanya kita mencapai titik maksimal dalam hidup, yang disana ada kemapanan secara kekuasaan, pengaruh, keuangan, sosial dan sederetan kemapanan lainnya. Namun bukan dunia jika tidak ada pasangannya, titik minimal, ya itulah pasangan dari titik maksimal. Dalam ilmu matematika dikenal dengan titik jenuh, perlahan tapi pasti titik itu akan berangsur turun, turun dan terus turun bahkan dimungkinkan menuju ke titik paling bawah atau bahkan lebih bawah lagi.
Kita mesti sadar dan bersiap untuk mengantisipasi itu, beradaptasi secepat mungkin dengan keadaan yang ada. Saat kita gagal mengantisipasi atau bahkan gagal untuk beradaptasi atau bahkan kita kaget dengan kondisi titik minimal, itu sebuah kondisi yang sangat buruk bagi kehidupanmu, karena saat dititik rendah itu yang seharusnya bisa menerima keadaan yang ada dengan penuh keiklasan dan ketulusan, menjalani kehidupan dengan sepenuh hati, tapi malahan terus mengingat-ingat kejayaan masa lalu, terus membanding-bandingkan keadaan sekarang dengan keadaan masa jaya, dan memposisikan kepala untuk terus mendongak keatas dan terus berangan akan mengembalikan kejayaan itu.
Tidak akan pernah bisa! Cara satu-satunya adalah mulai berucap “lupakan kejayaan masa lalu”, lalu menyiapkan diri sepenuh hati untuk ikhlas dan menikmati segala sesuatu yang ada pada saat ini.