Masih ingat “iklan” di atas? Ya fenomena Ponari di negeri ini beberapa tahun yang lalu memang fenomenal dan luar biasa. Bagaimana tidak beratus-ratus bahkan beribu-ribu orang berdatangan, rela berdesak-desakan mempertaruhkan nyawa mereka untuk sekedar mendapatkan air “kobokan” dari seorang bocah yang bernama Ponari.

Melalui acara Hitam Putih dengan Deddy Corbuzier sebagai hostnya di Trans7 (rabo, 11 Mei 2011) ada tamu special yaitu si anak ajaib Ponari. Dia menceritakan sejarah dari batu yang banyak orang dianggap batu sakti, dimana dulu Ponari pernah tersambar petir yang pada saat itu juga batu itu mengenai kepalanya, batunya dibawa pulang kerumah, sempat dibuang beberapa kali dan konon secara aneh bin ajaib batu itu kembali ke rumah Ponari.

Kemudian Deddy bertanya “Apakah orang-orang yang datang kepadamu (Ponari) itu dengan tujuan mencari kesembuhan?”, “iya” kata Ponari. Deddy bertanya “Apakah semuanya sembuh dari penyakitnya?”, “Ya insyaalloh sembuh”. Deddy, bertanya “Apakah kamu pernah sakit?”, “pernah” jawab Ponari. Deddy bertanya “Apakah kamu menggunakan celupan batu kamu sendiri untuk menyembuhkan sakitmu?”, “TIDAK” jawab Ponari. Deddy bertanya “Terus kamu bisa sembuh karena siapa, minum apa?”, “Ya saya berobat ke dokter dan minum obat”.

Dari cuplikan obrolan di atas, ada sebuah pertanyaan di otak saya, “YANG BODOH ITU PONARINYA ATAU YANG MEMINTA KOBOKANNYA PONARI??” Kan dari obrolan itu sudah jelas-jelas Ponari sendiri tidak mau “menggunakan” kobokannya sendiri, tapi disisi lain ribuan orang rela berpanas-panas ria hanya untuk mendapatkan kobokan batu sakti ala Ponari. Subhanalloh walhamdulillah walailaahaillalloh wallohuakbar, sebenarnya apa yang terjadi dengan masyarakat kita. Sudah sedemikian jahilkah masyarakat kita sekarang ini? ckckckck

Tidak ada yang salah dalam kasus ini, Ponari hanya memanfaatkan batu yang dianggap sakti untuk kemaslahatan umat yaitu obat murah kepada masyarakat yang tidak mampu. Masyarakat berduyun-duyun ke Ponari karena mahalnya biaya pengobatan di rumah sakit/puskesmas. Dan saya berfikir ada yang salah dengan para ulama dan para pendakwah Islam dalam menyampaikan ajaran Islam. Masih kentalnya aroma mistis, syirik dan musyik adalah bukti gagalnya ulama dalam menyampaikan esensi dari ajaran tauhid yang diusung ajaran Islam. Kalau orang jawa bilang “Jamane jaman edan”, saya sepakat dengan itu, tapi masalahnya edannya itu dari dulu sampai sekarang tidak pernah berkurang tapi bahkan bertambah, lha terus gimana kalau lakonnya seperti ini???

Akhirnya saya hanya punya kesimpulan bahwa memang benar hidup didunia ini mampir ngombe, dan cepat atau lambat pasti akan bertemu dengan alam yang sifatnya kekal (Surga/Neraka). Oleh karena itu, agar kita memperoleh surga kita wajib memegang erat tali agama Alloh, caranya dengan mendirikan sholat dengan baik, selalu belajar dengan baik, mengajak orang-orang terdekat kita kepada kebaikan, dan semua hal yang bisa menjadikan diri kita kearah yang diridhoi Alloh Swt.