Dunia. Susunan 5 huruf yang teramat sangat sederhana dan singkat. Namun dalam menjalaninya tak sesederhana rangkaian hurufnya, juga singkatnya kata itu tak sesingkat membalikkan telapak tangan. Didalamnya penuh dengan jebakan, tipuan, hasutan yang dibarengi dengan kecemasan, kekalutan, kekhawatiran, dan ketakutan demi ketakutan. Memang sih tak berisi tentang itu saja, dia juga menawarkan kebahagiaan, kesejukan, kedamaian, harapan, keoptimisan, kelembutan. Tapi ternyata Sang Kuasa mempergilirkan dua rasa yang saling bertolak belakang itu disini, ditempat ini, dunia.

Kita tak akan pernah mendapatkan suasana damai, tenang dan riang setiap saat, boleh jadi hari ini seorang merasa sangat damai, namun bisa saja hari esok menjadi murung dirundung kecemasan dan ketakutan. Ya, memang begitulah tabiat dunia, tak ada yang abadi dan niscaya lekang oleh masa. Disini, tak ada satupun elemen yang tak bermasa, semua serba terbatas dan pasti habis pada waktunya.

Disini adalah tempat untuk bekerja keras menanam untuk sedikit kita panen kelak dikemudian hari di dunia dan penuh kita panen dikehidupan selanjutnya. Kehidupan yang menawarkan keabadian. Semua disana serba abadi, rasa senang, bahagia, damai terbungkus rapi dalam balutan keabadian. Disitulah letak kedamaian sempurna, surga.

Capeknya mulut ini untuk selalu mensucikan dan menagungkanNya, padat dan rapatnya hati untuk senantiasa berusaha terhubung deganNya, payahnya mata terjaga untuk menghamba dan berkeluh kesah dengan sang Kuasa, menggigilnya kulit ini mesti terbasahi air dikala hangatnya yang menggoda, menahan rasa untuk tak mengambil yang bukan hak, menahan getirnya cibiran dan tekanan untuk berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan, susahnya menahan hati untuk senantiasa bersih, pusingnya kepala saat menahan untuk tidak berkata kotor dan menggunjing orang lain. Jangan menyerah, karena semua itu akan diganti secara kontan oleh Allah berupa kedamaian dan ketinggian derajat hidup kita di dunia ini dan insyaAllah ditransformasikan menjadi sebuah kedamaian dan ketinggian derajat yang bersifat abadi disana, di surga.

Jika kita seorang muslim, janganlah ragu tentang tujuan hidup kita adalah surga. Karena Allah telah memberi jaminan tiket surga kepada setiap muslimin, setiap orang yang mau berikrar dengan dua kalimat syahadat. Hanya saja, kita mesti menjaga tiket mahal tersebut dengan cara yang baik serta benar. Tak cukup hanya mendeklarasikan diri bahwa kita adalah seorang yang beriman. Deklarasi itu belum terbukti apapun tanpa serangkaian tempaan dan ujian. Sehingga, bersabarlah dengan kehidupan ini, jika Allah memberi kelapangan maka bersyukurlah dan mohon jangan membusungkan dada, merunduklah. Namun jika Allah memberi kita kesempitan maka bersabarlah, wajar kita sebagai manusia kadang merasa sedih, frustasi, namun janganlah berlarut-larut, lekaslah bangun kembali membangun rencana demi rencana dan tegakkan kepala sembari mengevaluasi apa yang telah terjadi sebagai bekal masa depan.

Begitulah, antara syukur dan sabar, mereka bak dua sejoli romantis, harmonis yang saling melengkapi, saling menguatkan, saling menutupi untuk bersama-sama mengarungi badai kehidupan yang sewaktu-waktu bisa saja hadir menyapa.