Saya kadang berfikir, jika saya ditakdirkan hidup pada masa-masa awal kenabian Rasulullah Muhammad, sangat dimungkinkan saya menjadi bagian dari kelompok orang yang dengan keras menentang kebenaran risalah. Karena benar-benar tidak mudah, hanya jiwa dan hati yang bersih saja yang dengan teguh tanpa keraguan berani menerima kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad. Bagaimana tidak, menerima risalah kenabian berarti menentang penguasa dan resikonya adalah penyiksaan dan bahkan pembunuhan, embargo ekonomi, serta beban sosial lainnya yang bakal disematkan kepada siapapun yang berani mengikuti ajaran Rasulullah.

Maka, tidaklah berlebihan jika para sahabat yang diawal-awal masa kenabian menerima kebenaran risalah, namanya tetap melegenda, abadi keharumannya sampai detik ini. Salah satu sahabat yang sangat populer adalah Sayyidina Ummar Bin Khattab. Seorang pria luar biasa yang tidak ada suatu yang berbeda apa yang ada dihati dengan perilakunya secara lahiriah, seorang pria yang terpilih untuk mengawal risalah kenabian dan seorang pria yang dengan tegas memisahkan yang benar dan yang salah, tidak ada zona abu-abu dalam kamus hidupnya.

Bagian dari film di bawah ini adalah bagian yang paling emosional dari serangkaian cerita hidup dari seorang Ummar bin Khattab, bagaimana beliau dari seorang yang sangat membenci Islam bahkan telah dalam perjalanan menuju ke kediaman Rasulullah dengan menghunus pegang dengan tekat satu yaitu membunuh Rasulullah Muhammad, namun ditengah perjalanan beliau mendapat kabar bahwa sang adik Fatimah binti Khattab dan Iparnya telah masuk Islam, dengan seketika rute perjalanan dialihkan ke rumah sang adik, dan Allah telah mengatur sedemikian indah untuk membolak-balikkan hati hambaNya, sampai dirumah sang adik, beliau mendengar sang adik dan keluarga sedang belajar Al-Quran pada surat Thaha. Kemarahannya semakin menjadi, dengan seketika terjadi keributan dan puncaknya ketika tanpa sadar beliau memukul sang adik sampai berdarah dan dengan terang-terangan sang adik mengaku bahwa dirinya dan sang suami telah masuk Islam, pasrah saja, akan disiksa dibunuh silahkan saja. Uniknya Ummar bin Khattab adalah seorang yang berperangai kasar tapi memiliki kelembutan hati yang luar biasa, seorang yang dengan mudah terenyuh, dan akalnya sangat rasional. MelihatĀ  keadaan adiknya yang berdarah dan keteguhan hatinya, Ummar terdiam dan malah meminta untuk dibacakan apa yang sedang mereka pelajari tadi. Dan subhanallah, dengan kecerdasan dan kemampuan sastra yang sangat baik, tidak butuh waktu lama bagi Ummar bin Khattab untuk memantabkan diri menerima risalah kenabian. Setelah masuk Islam, dialah yang benar-benar menjadi benteng kekuatan Islam selain Hamzah, Abu Bakar, Ustman, Ali, Bilal dan para sahabat mulia lainnya. Berbagai cerita kegemilangan nantinya akan beliau ukir dengan sangat indah, cerita yang terus menjadi inspirasi bagi generasi setelahnya. Rahimahullah Sayyidina Ummar Bin Khattab.