Bismillah, alhamudlillah washolatu wassalam ‘ala rasulillah amma ba’ad

Kita memang diperintahkan untuk merencanakan, untuk menganalisa, memperkirakan, memprediksi dan seterusnya. Karena orang beriman urusannya harus rapi dan teratur. Tetapi yang pasti adalah sehebat apapun perencanaan kita, kita tidak pernah tahu hasil akhirnya. Apalagi kita dihadapkan pada dua hal yang harus kita pilih salah satunya.

Memilih bukanlah urusan yang sederhana. Berbagai macam kemampuan digunakan untuk menganalisa agar keputusan jatuh pada sesuatu yang tepat. Silahkan saja melakukan hal itu, tetapi jangan pernah lupa, ada hal yang lebih hebat daripada itu agar keputusan kita tepat dan pilihan kita barakah.

Maka kalu kita dihadapkan pada dua pilihan, atau kita dihadapkan untuk menentukan sesuatu, lakukanlah istikharah. Artinya istikharah adalah meminta dipilihkan. Ada syariatnya, sebagaimana yang diriwayatkan oleh al-Bukhari. Dari Jabir bin Abdillah radiallahu anhu, bahwa Rasulullah shalallahu’alai wa sallam mengajarkan istikharah di urusan-urusan kami, sebagaimana beliau mengajarkan kepada kami satu surah dalam Al-Quran.

Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kalau kalian merasa gundah akan sebuah urusan, maka shalatlah dua rakaat, ini bukan shalat wajib. Kemudian bacalah doa ini:

Allahumma inni astahiiruka bi’ilmika (Ya Allah aku minta Kau pilihkan dengan ilmuMu), wa astaqdiruka buqudratika (dan akuminta Kau tentukan kekuasaanMu), wa as aluka min fadhlikal ‘adziim (dan aku minta dari keutamaanMu Yang Agung), fa innaka taqdiru walaa aqdiru (sesungguhnya Engkau Yang Maha Kuasa menentukan sementara aku tidak kuasa dan tidak menentukan), wata’lamu wa laa a’lamu wa anta ‘alamal guyub (Engkau Yang Tahu dan aku tidak tahu, Engkau yang Maha Mengetahui yang ghaib).

Allahumma in kuntu ta’lamu anna hadzal amr khoirun lii fii dii nii wama’aa syii wa’aa qibati amrii (Ya Allah jika kau tahu bahwa urusan ini baik untukku, baik untuk kehidupanku, untuk agamaku, kehidupanku, dan akhir urusan ini baik sekarang atau nanti), faqdurhulii wayassahu lii tsumma baarik lii fiihi (maka putuskan ini untukku mudahkanlah ia untukku kemudian berkahilah aku pada urusan ini).

Wa inkunta ta’lamu anna hadzaal amra syarri lii fii diinii wa ma’aa syii wa’aaqibati amri (Ya Allah kalau ternyata urusan ini tidak baik untukku, untuk agamaku, untuk kehidupanku, untuk akhir urusan ini nanti), fashrifhu ‘annii washrifnii ‘anhu (maka jauhkan ia dariku, jauhkan aku darinya) waqdur liil khaira (kemudian tetapkan untukku yang baik), khaitsu kaa na tsumma ardhinii bih (dimanapun berada dan buatlah aku ridho dengannya).

Kemudian diajarkan agar seseorang yang sedang berdoa itu menyebutkan apa kebutuhannya dan apa masalahnya.

Lihatlah, doa ini ternyata ada tsumma barikli fii (kemudian berkahi aku ya Allah dalam urusan ini). Ini artinya, agar urusan kita berkah –mengingat kita tidak tahu masa depan– mintalah dipilihkan oleh Allah dan berdoalah. Maka istikharahlah agar urusan kita diberkahi.

Wallahu ta’ala ‘alam  bishowab.

Sumber > https://akademisiroh.com/2016/12/27/serial-berkah-11-ya-allah-aku-minta-kau-pilihkan/