Kasus Gianluigi Donarumma yang masih berusia 18 tahun berani memutuskan untuk memainkan skenario pisah jalan dengan klub legendaris AC Milan yang nyata-nyata telah berjasa mengorbitkan namanya dalam kancah persepakbolaan eropa, dengan tidak menandatangani perpanjangan kontrak yang disodorkan oleh pihak AC Milan. Kejadian ini membuat saya bertanya, kok bisa? Apakah memang model sepakbola yang katanya modern seperti itu, dengan dalih profesional, rasa hormat terhadap orang atau klub itu sudah hilang?
Oleh karena itu, saya menjadi teringat dengan pemain-pemain era 90an sampai dengan awal tahun 2000an, untuk soal teknik mungkin bisa saja mereka tertinggal dengan pemain-pemain sekarang, namun tidak untuk kualitas dari sisi mentalitas, loyalitas dan rasa hormat terhadap sesuatu. Saya sebenarnya bukan fans dari AC Milan, namun fans dari rival sekotanya yaitu Inter Milan, namun saya bukan tipe fans bola yang minded, namun saya lebih terbuka, siapapun dan di klub apapun bisa saja saya kagumi karena faktor skill, faktor loyalitas, faktor kepeminpinan atau faktor-faktor unik lainnya. Jadi, nanti tak hanya pemain-pemain legend dari AC Milan saja yang bakal saya coba tampilkan dalam tulisan-tulisan saya, namun beberapa pemain yang punya karakter kuat di masanya.
Perkenalkan Ricardo Kaka. Banyak orang yang terpesona dengan ketampanan parasnya (tidak hanya kaum hawa, tapi fans sepakbola yang mayoritas pria pun sepakat akan hal itu). Perposisi sebagai Attacking Mildfielder (gelandang serang), sangat baik dalam mengontrol bola, passing akurat dan memanjakan para penyerang dengan assist-assistnya, kemampuan yang paling menonjol adalah kecepatan berlari dan dribel bola yang di atas rata-rata. Meraih segala gelar bergengsi di Eropa bersama AC Milan dan tentu saja menjadi salah satu pemain yang dicintai oleh pihak manajemen klub, teman dan para fans AC Milan diseantero jagad. Memutuskan untuk pindah ke Real Madrid yang konon katanya demi untuk menyelematkan finansial AC Milan yang sedang goyah, karena di Real Madrid kerap dibekap cidera maka karirnya tidak semoncer di AC Milan, beberapa musim kemudian come back to AC Milan, dan yang terakhir memutuskan pindah ke MLS di klub Orlando City sampai saat tulisan ini dibuat.
Forza Ricardo Kaka, kami akan merindukan aksi-aksimu dan menantikan sosok pemain berkarakter seperti kamu!