Tak pernah aku impikan. Betapa beratnya meruntuhkan hatimu. Lama sudah ku menunggumu. Seutas harapan tulus cintamu. Tak kan kutemui wanita sepertimu. Tak kan kudapatkan. Rasa cinta ini.
Kubayangkan bila Engkau datang. Kupeluk bahagia kan aku. Kuserahkan seluruh hidupku. Menjadi penjaga hatimu. Sering kali ku temukan. Mahkota bertabur intan permata. Meski aku telah terbiasa. Tambatkan hatiku pada wanita.
— Piyu —
Saat aku lanjut usia. Saat ragaku terasa tua. Tetaplah kau selalu di sini. Menemani aku bernyanyi. Saat rambutku mulai rontok. Yakinlah ku tetap setia. Memijit pundakmu hingga kau tertidur pulas.
Genggam tanganku saat tubuhku terasa linu. Kupeluk erat tubuhmu saat dingin menyerangmu. Kita lawan bersama, dingin dan panas dunia. Saat kaki t’lah lemah kita saling menopang. Hingga nanti di suatu pagi salah satu dari kita mati. Sampai jumpa di kehidupan yang lain
Saat perutku mulai buncit. Yakinlah ku tetap terseksi. Dan tetaplah kau selalu menanti nyanyianku di malam hari.
— Eross Chandra — Continue reading →