Halo sodara-sodara, alhamdulillah Alloh masih ngasih kesempatan dan kesehatan kepada kita semuanya. Hmmmm, ini lagi episode mengeluarkan unek-unek, ya yang namanya unek-unek kan ada yang penting dan yang g penting, nah kalo aku nih pilih yang g penting aja deh, daripada sok ngurusi yang katanya penting tapi ternyata cuma sok-sokan doang kan repot ntar, sungguh terllallluuuu kata raja singa, eh raja dangdut bang Rhoma ding, sori ya bang salah sebut, sengaja bang, hehehe…

Well, manusia adalah makhluk visual, jadi makhluk yang seneng banget tuh kalo disuruh nonton, nonton apa aj, bisa nonton gambar, film, pemandangan, lukisan dan macem-macem. So, bisnis yang sifatnya visual & entertaint (tontonan) g akan ada matinya. Kalo menurutku tontonan manusia tiap hari banyak sekali macemnya dan kegemaran manusia terhadap tontonan itu macem-macem juga. Contoh aj nih, tontonan berita (news), film fiksi, film anime, olahraga (sport), lawakan (dagelan) dan yang lainnya.

Bagiku tontonan akan sangat mempengaruhi pola berfikir kita, tontonan yang berkualitas juga akan menghasilkan pola berpikir yang berkualitas pula. Aku kadang dapat ledekan dari temen-temen, ya karena aku senang menonton tayangan-tayangan yang remeh, tontonan anak kecil, dan g level untuk disantap oleh orang seusiaku, kata mereka sih gitu. Hmmmm, kemudian aku instrospeksi diri dong & coba untuk klarifikasi ke mereka dong, “so, tontonan apa yang baiknya aku nikmati?”, tanyaku. Mereka menjawab, “ya yang berbobot dikit kek, nonton berita”. Wowwww berita man, berita katanya!!!!

Ya bener juga sih mereka, tapi aku punya alasan kenapa aku g suka dengan berita khususnya berita yang dimuat di media massa kita, ya karena mereka itu para penipu ulung, plintar sana plintir sini, ngeblow-up hal-hal remeh sekalipun, dan yang jelas g jujur. So, aku lebih memilih tontonan yang ringan, bikin fresh pikiran, kayak film fiksi, anime dan sport. Kalo film fiksi dan anime kan sudah pasti bohongnya jadi mereka jujur dari awal sampai akhir bahwa mereka bohong, lalu kalo sport, ya kalo sport jelas jujurnya lha wong udah ada aturan mainnya, saksi matanya juga seabrek-abrek, jadi mau bohong lewat mana?

Yang masih jadi ganjalan buatku adalah tontonan anime/kartun itu tontonan yang diperuntukkan untuk anak-anak, apa benar begitu? ya karena aku sering dapat cibiran gitu, “wahhh tontonan anak-anak tuh, pantesan g gede-gede lu”, ya kalo postur tubuh mah ya dari sananya kaya gini kali ckckckck. Bagiku itu pola pikir yang sempit, kenapa? Bukankah anime/kartun itu masih ada klasifikasi berdasarkan level usia. Ada anime/kartun yang didesain khusus untuk anak-anak, serial Doraemon misalnya, serial itu mengajak untuk imajinatif sehingga sangat cocok untuk anak-anak. Ada anime/kartun yang didesain khusus untuk kalangan dewasa, ya karena disitu memuat unsur percintaan dan kekerasan, misalnya: Samurai X, Naruto, Detektif Conan, Spiderman, X-Men dll.

Pertanyaanku, sebenarnya apa bisa dikatakan layak film-film kayak Samurai-X, Naruto dll itu menjadi konsumsi bagi anak-anak??? Menurutku sama sekali g layak, ya karena dari awal anime/kartun itu didesain untuk level dewasa. Masalahnya berlanjut ketika media sudah kehilangan hati nurani untuk membedakan tontonan berdasarkan level usia dan mereka sengaja untuk g mengedukasi masyarakat tentang tontonan yang mereka sajikan. Hasilnya, pola pikir dan perspektif masyarakat menjadi sempit dan kerdil yang hanya bisa nge-judge semua gambar coret (anime/kartun) itu adalah tontonannya anak-anak!

Hmmmm, marilah kita berpikir lebih jernih dan gunakan hati nurani kita, mari kita pilah-pilah tontonan kita, selamatkan anak-anak kita yang kelak akan menjadi generasi penerus kita semuanya, apa mau anak-anak kita menjadi generasi yang mempunyai level yang sama dengan diri kita? Maaf kalo ada yang g berkenan, tapi itu mungkin hal yang sangat kecil dan remeh, tapi itu sangat penting menurut pandanganku, makasih.