Dahulu sewaktu masih duduk dibangku sekolah menengah atas, saya mulai mengenal dan akrab dengan slogan-slogan yang pada waktu sebelumnya terasa asing ditelinga dan sungguh slogan-slogan itu memberi energi yang sangat positif dalam kehidupan saya waktu itu dan setelahnya. Salah satu yang terbaik adalah slogan “Hidup mulia di bawah naungan Al-Quran”. Saat itu, saya memang terkesan dengan kata-kata indah itu, hanya berusaha terus dekat dengan Al-Quran, mencoba untuk memuliakannya dengan cara melakukan hal yang antitesa dari pendekatan dari orang-orang pendahulu saya tentang bagaimana memuliakan Al-Quran. Saya mengadopsi pendekatan dari seorang sahabat yang sungguh saya mesti banyak-banyak berterima kasih kepadanya, karena telah membawa saya kembali ke jalan yang seharusnya. Pendekatannya adalah muliakanlah Al-Quran dengan setiap hari membacanya, tidak perlu banyak-banyak, sekemampuan saja yang penting konsisten. Satu pendekatan yang mengesankan, karena dahulu pendekatannya sedikit berbeda, Al-Quran lebih sebagai alat sebagai penolak bala, agar jin takut, kalaupun membaca lebih sebatas pada bulan Ramadhan dan untuk mengejar acara khataman, setelah itu suasana kembali hening dan Al-Quran itu kembali ke peraduannya.
Tentu saja waktu itu saya sendiri belumlah terlalu mengerti makna dari slogan “hidup mulia di bawah naungan Al-Quran”, namun seiring berjalannya waktu nampaknya saya mulai mengerti dan dapat memahami itu, dan adalah suatu kebenaran jika saya pribadi sejauh ini merasa terjaga, semacam ada yang melindungi, dituntun, mungkin karena keputusan untuk hidup tidak jauh-jauh dari Al-Quran. Continue reading →