Perjalanan yang tak bersudah
Membuat nafas terengah-engah
Memaksa diri untuk berkeluh kesah
Lelah…
Akan berhenti sampai disini?
Jangan, jangan biarkan itu terjadi
Karena hidup tak terhenti saat itu menghampiri
Biarkan menemukan jati diri
Perjalanan yang tak bersudah
Membuat nafas terengah-engah
Memaksa diri untuk berkeluh kesah
Lelah…
Akan berhenti sampai disini?
Jangan, jangan biarkan itu terjadi
Karena hidup tak terhenti saat itu menghampiri
Biarkan menemukan jati diri
Saat diri ini dengan pongah mengejar kesempurnaan, saat itu pula tampak dengan jelas kelemahan demi kelemahan. Ada hal yang lebih esensi dari hanya sekedar mengejar kesempurnaan, karena itu membuat tujuan kita seakan semu, dengan hasil yang semu dan mungkin tak berujung dengan jelas, esensi itu adalah mendapatkan ketulusan untuk menerima segala sisi kelemahan itu.
Kadang mulut terasa kelu
Sedang hati tak bisu
Lalu dimanakah suara itu?
Suara yang seharusnya berderu
Kenapa menjadi bisu?
Dan berbicara saja tak mampu…
Kenapa begitu?
Karena sesuatu tidak perlu penjelasan jitu
Hanya butuh kesederhanaan
Sederhana dalam pemikiran
Sederhana dalam berkelakuan
Serta sederhana dalam perkataan
Cuma sedikit bosan dengan situasi yang seperti ini, lingkungan ini hanya berkutat dihal-hal yang itu-itu saja, tanpa ada kesempatan lebih untuk tumbuh dan menumbuhkan. Bukan, bukanlah seorang yang cerdas dan brilian dalam konsentrasi ilmu itu, tapi karena sadar akan hal itu jadinya mestinya mendapatkan sebuah lingkungan yang lebih fokus dan arah yang lebih tepat.
Sekarang, untuk hanya sekedar eksperimen kecil saja tantangannya luar biasa, baru akan memulai langkah kecil, mengumpulkan ide-ide, nyusun konsep, ataupun baru akan memulai implementasi dari hal-hal kecil itu semuanya buyar saat ada panggilan kerjaan yang lagi-lagi hanya itu-itu saja, no grow up, no challenge, no something more to improve!
Jika sadar, itu adalah sesuatu yang sangat menjanjikan, tapi terlalu berkutat dihal-hal yang kurang ada improvisasi menyebabkan hal yang menjanjikan itu seakan terlupakan, terpinggirkan dan tersisihkan, bukan hanya sekedar konsentrasi ilmu itu saja, bahkan menggerus orang-orang yang sebenarnya bisa lebih diberdayakan, lebih…
Sayang seribu sayang, hal itu masih hanya menjadi ajang gagah-gagahan, ajang kehebatan, masih berperan sebagai support, sekali lagi, support, tidak ada arah yang jelas, visi yang besar, sporadis.
Ini yang nulis bukanlah aku, ini adalah kehidupan, kehidupan selalu begitu, pasang dan.surut, saat pasang harus siap surut dan saat surut mesti bersiap untuk kembali pasang. Dari awal dia tidak memberimu garansi apapun untuk membuatmu puas, ataupun memuaskan semua orang. Hanya fokus, terus berusaha ke jalur, tanpa banyak peduli dengan arti nilai dan selogan yang akan disematkan orang.
Ada yang menarik dari film Transcendence, film ini sangat terinspirasi dari bagaimana Tuhan bisa menciptakan makhluk serumit manusia, atau serumit tumbuh-tumbuhan atau binatang sekalipun, Tuhan bisa menghidupkan dan mematikan itu, bisa juga tetap menjaganya tetap hidup namun dalam keadaan tidak sempurna dan bisa juga merekonstruksi itu dengan sekejap mata. Lalu, dengan memanfaatkan salah satu cabang disiplin ilmu komputer, Kecerdasan Buatan (Artificial Intelegent), teknologi internet dan sumber daya perangkat komputer yang sangat mumpuni mereka membuat apa yang dilakukan Tuhan bisa juga dilakukan oleh manusia. Dan dalam film itu, Dr. Will Caster yang diperankan oleh Jhonny Depp benar-benar mewujudkan mimpi itu yang dibantu oleh istrinya yang sama-sama berprofesi sebagai ilmuwan komputer. Namun sang istri dan rekan-rekannya akhirnya berpendapat bahwa jika teknologi ini terus dikembangkan maka akan ada sisi kemanusiaan yang hilang, akhirnya mereka membuat virus komputer untuk mematikan teknologi itu.
Ya, sisi kejiwaan atau kemanusiaan yang secara ilmiah disebut dengan Psikologi memang ilmu yang menarik, minimal untuk diketahui. Saking menariknya sudah dari jaman lampau, manusia mencoba untuk mengklasifikasikan karakter dari manusia, ada yang berkiblat dengan kebiasaan orang Romawi yang sangat gemar dengan sistem tata surya alam semesta, dari sana akhirnya menggunakan pendekatan bulan sebagai parameter pengklasifikasian karakter manusia, berkembang lagi menjadi zodiak dan seterusnya, kalau orang-orang cina mempunyai pendekatan sendiri dan akhirnya lahirlah kata-kata fengsui, di Indonesia khususnya orang Jawa juga tidak mau kalah, mereka melahirkan primbon jowo.
Begini, bagiku hal-hal seperti itu sah-sah saja, dan aku lebih tertarik setidaknya untuk membaca ilmu kejiwaaan secara ilmiah yaitu Psikologi, yang lain yang tersebut di atas jangan sampai masuk terinstall dalam hati dan otak kita bahwa hal itu adalah sebuah kebenaran, salah, itu sangat salah, dan sudah jelas saat itu terjadi, sebenarnya kita telah melakukan kesyirikan kepada Sang Penguasa Alam Semesta ini yaitu Allah Subhanallahuwata’ala. Oke, kembali ke masalah psikologi, dari film Transcendence itu, kenapa rekan-rekan sang ilmuwan yang dulu mati-matian membantunya akhirnya berbalik arah dan menghancurkannya? Karena manusia tidak akan pernah bisa melakukan apa yang dilakukan oleh Tuhan dan teknologi tidak akan pernah bisa menggantikan sisi kemanusian dari manusia.
Dalam dunia teknologi informasi, aku pikir psikologi mempunyai peran yang sangat vital dalam kesuksesan implementasi teknologi informasi. Dengan kita setidaknya mengerti tentang kebiasaan dan kecenderungan manusia, kita bisa membuat Graphical User Interface yang sangat nyaman digunakan oleh manusia, menurutku Apple melalui Steve Jobs dan kawan-kawannya sudah membuktikan hal itu. Mereka sangat detail merancang interface produk mereka, kerapatan pixel layar yang mereka gunakan, peletakan tombol, ukuran keyboard, jenis tipografi (font) dsb. Bagi pengguna yang baru memakai produk mereka, itu terasa sangat aneh digunakan, tapi setelah sekian waktu menggunakannya dan mencoba produk lainnya, kemudian membandingkan, akan terasa berbedaannya dan merekalah juaranya.
Sori, bukan bermaksud mempromosikan sebuah produk, tapi aku pikir Apple sangat menyadari kebutuhan manusia akan teknologi yang memanusiakan manusia, mereka sangat stabil dan konsisten akan hal itu. Satu hal sebagai penutup tulisan ini, Allah memang Maha Benar, ilmu yang Dia turunkan dibumi ini seperti pena yang dicelupkan ke lautan, diangkat, dan hanya segitu ilmu yang bisa kita pelajari. Banyak sekali ilmu, dan jelas antara satu disiplin ilmu dengan lainnya itu ada keterkaitan, tidak bisa berdiri sendiri. Jadi semakin kita belajar harusnya semakin kita merasa lapar dan bodoh dan semakin menguatkan diri kita bahwa Allah itu benar-benar ada, jadi tidak ada alasan untuk tidak menyembah Allah Subhanallahuwata’ala.
Apa kesukaanmu? Lepaskan semua untuk sementara waktu, jalani yang menjadi kesukaanmu dan nikmati itu. Dan saya suka:
Berkendara dengan Motor
Sesuatu yang sangat menyenangkan saat cuaca dalam keadaan cerah, motor dalam kondisi ok, jalan mulus dan saatnya membuka gas sampai mentok. Wowww rasakan adrenalin yang mulai naik, otot mulai tegang menahan angin dan beban motor. Sensasi yang sangat menyenangkan dan tentu saja sedikit bisa menghilangkan beban untuk sementara waktu
Memasak
Banyak orang beranggapan cowok masuk dapur itu orang aneh, tapi bodo amat ya, itu g akan pernah berlaku dalam hidupku. Ini benar-benar melatih estimasi, estetika, logika, dan taste tentu saja. Sangat menyenangkan!
Menyiksa Komputer
Sebuah kehormatan apabila bisa ngoprek komputer sampai batas maksimal. Sensasinya dimana dul? Ya cuma kepuasan aja bisa mempelajari hal baru atau memperdalam pengetahuan yang sudah ada.
Musik
Ahhhhh sayang sekali aku ternyata termasuk orang yang g bisa memainkan alat musik, tapi dengerin musik itu memang bikin hidup lebih renyah. Kurang puas cuma ndenger, ikutan nyanyi, its ok. Very nice activity!
Orang bilang, jangan berkata apapun saat dirimu dalam kondisi kacau atau sedikit kacau. But, I want to say, DAMNNN.
Astaghfirlloh, semoga Engkau masih berkenan mengampuniku ya Alloh.
Jika anda mengetahui perkembangan akan sesuatu tetapi anda hanya terdiam tanpa pergerakan, maka selamanya anda akan gagal.
Kulepas semua yang ku inginkan
Tak akan ku ulangi
Maafkan jika kau kusayangi
Dan bila kumenanti
Pernahkah engkau coba mengerti
Lihatlah ku disini
Mungkinkah jika aku bermimpi
Salahkah tuk menanti
Reff: Takkan lelah aku menanti
Takkan hilang cintaku ini
Hingga saat kau tlah kembali
Kan kukenang di hati saja
Kau telah tinggalkan
Hati yang terdalam
Hingga tiada cinta
Yang tersisa di jiwa