Lihatlah saudaraku, betapa negeri ini selama berpuluh-puluh tahun dipimpin oleh seorang pemimpin yang tersita dengan berbagai kepentingan, mulai dari kepentingan jabatan, kepentingan ekonomi, dan kepentingan politik, berbagai kepentingan itu tersebar antara kepentingan pribadi dan kepentingan kelompok. Berbagai kepentingan defensif tersebut yang akhirnya menyita seorang pemimpin seolah tak melakukan sesuatu yang revolusioner bagi jutaan manusia yang dipimpinnya, yang ada hanyalah sikap-sikap revolusioner untuk melanggenggkan apa yang telah berada pada genggaman saat ini dan untuk selamanya.