Judul diatas mungkin menimbulkan sedikit rasa ngeri, namun jika anda adalah seorang muslim, jawablah dengan satu kata “iya”, katakanlah kata itu dengan penuh ketegasan dan keyakinan, jangan menunjukkan rasa ragu tentang itu. Pertanyaan demikian sering kali terlontar dari kelompok orang yang memusuhi Islam dengan berbagai motifnya masing-masing, orang-orang tersebut sudah jelas adalah kelompok yang telah dinyatakan dalam Al-Quran yaitu Yahudi dan Nasrani. Bagi saya, dua kelompok tersebut selalu menyerang dan berusaha untuk melemahkan agama ini adalah sesuatu yang sangat wajar namun sebuah anomali jika hal tersebut dilakukan oleh orang yang pernah mengucapkan dua kalimat syahadat, mengaku seorang muslim.

Kelompok terakhir di dalam Al-Quran disebut dengan kelompok munafiqun, kelompok yang lebih berbahaya dari dua kelompok lain, yaitu Yahudi dan Nasrani. Kelompok manusia inilah yang akhirnya memecah belah muslimin, membuat muslimin saling menaruh curiga dan bermusuh-musuhan. Mereka pulalah yang akhirnya membunuh manusia-manusia hebat seperti Khalifah Ustman Bin Affan, Ali Bin Abi Thalib.

Tidak habis pikir dengan pola pikir mereka, mereka dengan sangat spartan berusaha mencuci otak muslimin dengan rangkaian kata-kata yang sekilas sungguh sangat masuk diakal, sangat logis. Salah satunya adalah kalimat, “Islam disebarkan dengan pedang”. Jawablah dengan kata “Iya” jika anda mendapatkan pertanyaan seperti itu. Jika mereka melanjutkan pertanyaan mereka, “kenapa?”, jawablah dengan alasan seperti di bawah ini:

  • Tidak ada satupun agama didunia ini yang tidak disebarkan dengan pedang, tidak ada satupun agama di dunia ini yang disebarkan tanpa adanya pertumpahan darah, bahkan sejarah mencatat Yahudi dan Nasrani memiliki sejarah pertumpahan darah yang mengerikan. Sistem perang mereka adalah membumihanguskan suatu wilayah yang mereka rebut, pembantaian penduduk dari wilayah yang mereka rebut, pemerkosaan, dan perbudakan adalah hal yang lazim mereka lakukan jika berhasil merebut suatu wilayah tertentu. Belum lagi, betapa mengerikannya mereka, saat sejarah mencatat kegemaran mereka membunuh para nabi, suatu hal yang ironi saat seorang yang dahulu mereka musuhi yaitu Nabi Isa atau familier dengan Yesus, seorang yang dikejar-kejar untuk disalib sampai mati (meskipun orang yang disalib pada akhirnya bukanlah nabi Isa, melainkan seorang murid nabi Isa yang diserupakan penampakan fisiknya sedang nabi Isa dinaikkan Allah dan akan diturunkan kembali ke dunia ini pada akhir zaman nanti). Yang orang tersebut akhirnya mereka lantik menjadi Tuhan, mereka sembah sendiri, bagaimana bisa?
  • Tidak berbeda dengan dua agama lain, Islam disebarkan dengan pedang, namun sebelum terjadinya peperangan Islam selalu melakukan negosiasi terlebih dahulu terhadap suatu wilayah, jika ingin masuk menjadi wilayah Islam menjamin kehidupan dan tidak ada paksaan dalam beragama, mereka bebas untuk menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan masing-masing, namun jika tidak silahkan membayar jizyah kepada pemerintahan Islam, jika dua opsi tersebut ditolak, ya tidak ada jalan lain kecuali perang fisik. Konsep Islam dalam berperang tidaklah sama dengan dua kelompok lainnya, Rasullullah berpesan, tidak boleh menebang pepohonan, tidak boleh membunuh hewan, tidak boleh membunuh wanita dan anak-anak, perlakukan baik terhadap tawanan perang, jaga akhlak. Dan memang demikian adanya, sejarah mencatat, pasukan Islam selalu demikian, silahkan membaca berbagai perang yang telah dilalui oleh muslimin dengan berbagai komandan perangnya, Rasulullah, Ummar Bin Khattab, Khalid Bin Walid, Sholahuddin Al Ayubi, Muhammad Al Fatih. Saat pasukan Islam memenangkan suatu pertempuran tidak ada pembantaian penduduk sipil, hak-hak mereka tetap dilindungi, bahkan tidak ada satupun bangunan, tempat ibadah yang dibumihanguskan oleh pasukan Islam. Saksi bisu yang tetap berdiri tegak sampai saat ini adalah Hagia Sofia, yang dahulu adalah tempat ibadah utama sekaligus menjadi icon kebanggaan dari orang-orang Romawi Timur, setelah wilayah kekuasaan Romawi Timur yang berpusat di Konstantinopel direbut oleh pasukan muslimin yang dipimpin oleh Muhammad Al Fatih, bangunan tersebut tidak diruntuhkan tapi dialih fungsikan menjadi Masjid.

Menjadi tidak berimbang menyudutkan Islam dengan tuduhan kata-kata Islam disebarkan dengan kekerasan dan pedang, sedang semua agama melakukan hal yang sama bahkan dengan cara yang kurang beradab dari yang dilakukan oleh Islam. Wallahua’lam bisshawaf.