“Islam muncul dalam keadaan asing dan ia akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasingkan itu”. (HR. Muslim)
Akan ada zaman ketika melaksanakan tuntunan menjadi tontonan. Akan ada masa tatkala menunaikan ketaatan kepada Allah dianggap sebagai keanehan. Akan ada saat manakala bersungguh-sungguh dalam memenuhi kewajiban agama dipandang sebagai perilaku berlebihan dan bahkan melampaui batas. Akan datang suatu masa saat berpegang teguh kepada Islam dianggap ketidakwarasan. Mereka asing dimata manusia, dan manusiapun mengasingkannya. Tetapi kelompok orang yang terasingkan itu adalah sebaik-baik manusia…. (dicuplik dari http://www.hidayatullah.com/kolom/meminang-surga/read/2013/07/19/5559/orang-orang-asing-yang-beruntung.html)
Menarik disimak Hadist Rasulullah di atas, kalau di tanah Jawa ada istilah “wolak-walike jaman”, pun Islam mengalami hal demikian sesuai yang telah dikabarkan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Saya tidak tertarik untuk membandingkan Islam masa Rasulullah dan para sahabat dengan Islam yang sekarang. Tapi saya lebih tertarik untuk membandingkan Islam di negeri Indonesia dengan rentang waktu yang relatif lebih singkat.
Saat diri ini dengan pongah mengejar kesempurnaan, saat itu pula tampak dengan jelas kelemahan demi kelemahan. Ada hal yang lebih esensi dari hanya sekedar mengejar kesempurnaan, karena itu membuat tujuan kita seakan semu, dengan hasil yang semu dan mungkin tak berujung dengan jelas, esensi itu adalah mendapatkan ketulusan untuk menerima segala sisi kelemahan itu.
Tulisan saya kali ini mungkin akan sedikit menimbulkan kontroversi dan sentimen yang berbau SARA, saya sadar akan hal tersebut, tapi saya adalah seorang Muslim, juga penggemar sepakbola Eropa, dan saya tertarik dengan sejarah.
Bagi yang sering menonton sepakbola tentu sudah tidak asing dengan simbol-simbol yang saya jadikan sebagai sampel, tidak ada yang salah dengan simbol tersebut, karena itu sesuai dengan apa yang menjadi keyakinan mereka, bahwa dengan menggunakan logo itu dalam jersey mereka diharapkan mereka bisa mendapatkan kejayaan dalam hal sepakbola tentu saja. Tapi jika seorang awam, muslim dan hanya berstatus fans membeli salah satu jersey yang memuat simbol tersebut untuk kemudian sekedar dikenakan sendiri atau hanya sekedar diberikan kepada anak-anaknya sebagai bentuk nyata rasa cinta terhadap salah satu sepakbola tersebut, disinilah awal dari keanehan kita sebagai muslim.
Saudaraku, kita boleh saja menggandrungi salah satu klub sepakbola eropa, itu sah dan tidak ada masalah, karena secara kualitas skill, organisasi dan manajemen sepakbola mereka memang sangat-sangat bagus. Saya juga seorang fans berat klub-klub Liga Seri-A Italia, dan Gli Azzuri Italia, tapi sampai detik ini tidak pernah mempunyai jersey mereka, alasan saya sederhana, saya melihat logo yang tersemat dalam jersey, saya amati dan saya ragu, sepertinya ada unsur-unsur simbol kaum pagan/salibis, sehingga saya simpulkan lebih baik saya hanya sebagai fans permainan mereka tapi tidak untuk keyakinan mereka.
Sungguh miris rasanya saat sedang berjalan, lalu melihat orang-orang muslim dengan bangga mengenakan jersey AC Milan versi musim 2015, atau AC Parma, atau timnas Portugal atau jersey lainnya yang dengan jelas menampakkan simbol SALIB di logo mereka. Bayangkan, seorang muslim mengenakan dan mempopulerkan SALIB! Its look funny, like a joke, right?
Iya, silahkan baca sejarah tentang agama-agama samawi beserta karakteristik kaum serta simbol-simbol yang mereka pergunakan dari masing-masing agama samawi tersebut. Lalu silahkan juga membaca sejarah tentang makar dan permusuhan mereka terhadap Islam. Saya tidak bisa menyampaikan sejarah itu disini, sangat panjang dan saya bukanlah seorang descryptor yang baik. Tapi lihatlah sekarang, mereka sukses dengan strategi perang pemikiran mereka, strategi perang yang jauh dari kontak fisik, efek jangka panjang, bahkan sangat panjang, dengan dosis yang sangat sedikit tapi konsisten diberikan. Hasilnya, seorang muslim dengan mudah mengatakan “ahhh, saya kan fans AC Milan, apa salahnya saya mengenakan seragam AC Milan, itu kan hanya sekedar simbol, yang penting keyakinan saya tetap Islam, tidak ada masalah kok…”
Iya, saat kita sudah berfikir seperti itu maka sejatinya kita sudah sedikit atau mungkin banyak kehilangan kehormatan kita terhadap keyakinan kita yaitu Islam. Islam terlalu cerdas dan terlalu visioner yang tak akan lekang oleh waktu, dan Islam hanya bisa diterima oleh orang-orang yang berakal serta mau berfikir. Tidak ada gunanya kita mengaku seorang Islam tapi kita tidak mau sedikit belajar memahami Islam itu sendiri. Jadi, mari kita lebih jernih dalam berfikir, lebih bijak dalam bertindak untuk kehormatan kita sendiri dan kehormatan keyakinan kita ISLAM. Terima kasih.
It’s been a long day without you, my friend
And I’ll tell you all about it when I see you again
We’ve come a long way from where we began
Oh, I’ll tell you all about it when I see you again
When I see you again
Damn, who knew?
All the planes we flew
Good things we’ve been through
That I’ll be standing right here talking to you
About another path
I know we loved to hit the road and laugh
But something told me that it wouldn’t last
Had to switch up
Look at things different see the bigger picture
Those were the days
Hard work forever pays
Now I see you in a better place
How could we not talk about family when family’s all that we got?
Everything I went through you were standing there by my side
And now you gonna be with me for the last ride
It’s been a long day without you, my friend
And I’ll tell you all about it when I see you again
We’ve come a long way from where we began
Oh, I’ll tell you all about it when I see you again
When I see you again
First you both go out your way
And the vibe is feeling strong
And what’s small turn to a friendship
A friendship turn into a bond
And that bond will never be broken
And the love will never get lost
And when brotherhood come first
Then the line will never be crossed
Established it on our own
When that line had to be drawn
And that line is what we reach
So remember me when I’m gone
How could we not talk about family when family’s all that we got?
Everything I went through you were standing there by my side
And now you gonna be with me for the last ride
So let the light guide your way, yeah
Hold every memory as you go
And every road you take will always lead you home, home
It’s been a long day without you, my friend
And I’ll tell you all about it when I see you again
We’ve come a long way from where we began
Oh, I’ll tell you all about it when I see you again
When I see you again
When I see you again
When I see you again
Dahulu untuk enable/disable Javascript di Mozilla Firefox sangat mudah dengan melalui menu Tools > Options > Contents > Disable Javascript > tekan tombol OK > Refresh halaman > Selesai. Sekarang dengan versi yang sudah mencapai angka 37.0 ternyata aturan itu sedikit dirubah dan sedikit tidak begitu nyaman bagi pengguna awam, lalu bagaimana caranya?
1. Buka tab baru (ctrl+T)
2. Di address bar ketikkan about:config > Enter > Klik tombol “I’ll be careful, I Promise”
3. Lalu di search ketikkan “javascript.enable”
4. Double click untuk disable/enable javascript
Kadang mulut terasa kelu
Sedang hati tak bisu
Lalu dimanakah suara itu?
Suara yang seharusnya berderu
Kenapa menjadi bisu?
Dan berbicara saja tak mampu…
Kenapa begitu?
Karena sesuatu tidak perlu penjelasan jitu
Hanya butuh kesederhanaan
Sederhana dalam pemikiran
Sederhana dalam berkelakuan
Serta sederhana dalam perkataan