SimbolFC copy

Tulisan saya kali ini mungkin akan sedikit menimbulkan kontroversi dan sentimen yang berbau SARA, saya sadar akan hal tersebut, tapi saya adalah seorang Muslim, juga penggemar sepakbola Eropa, dan saya tertarik dengan sejarah.

Bagi yang sering menonton sepakbola tentu sudah tidak asing dengan simbol-simbol yang saya jadikan sebagai sampel, tidak ada yang salah dengan simbol tersebut, karena itu sesuai dengan apa yang menjadi keyakinan mereka, bahwa dengan menggunakan logo itu dalam jersey mereka diharapkan mereka bisa mendapatkan kejayaan dalam hal sepakbola tentu saja. Tapi jika seorang awam, muslim dan hanya berstatus fans membeli salah satu jersey yang memuat simbol tersebut untuk kemudian sekedar dikenakan sendiri atau hanya sekedar diberikan kepada anak-anaknya sebagai bentuk nyata rasa cinta terhadap salah satu sepakbola tersebut, disinilah awal dari keanehan kita sebagai muslim.

Saudaraku, kita boleh saja menggandrungi salah satu klub sepakbola eropa, itu sah dan tidak ada masalah, karena secara kualitas skill, organisasi dan manajemen sepakbola mereka memang sangat-sangat bagus. Saya juga seorang fans berat klub-klub Liga Seri-A Italia, dan Gli Azzuri Italia, tapi sampai detik ini tidak pernah mempunyai jersey mereka, alasan saya sederhana, saya melihat logo yang tersemat dalam jersey, saya amati dan saya ragu, sepertinya ada unsur-unsur simbol kaum pagan/salibis, sehingga saya simpulkan lebih baik saya hanya sebagai fans permainan mereka tapi tidak untuk keyakinan mereka.

Sungguh miris rasanya saat sedang berjalan, lalu melihat orang-orang muslim dengan bangga mengenakan jersey AC Milan versi musim 2015, atau AC Parma, atau timnas Portugal atau jersey lainnya yang dengan jelas menampakkan simbol SALIB di logo mereka. Bayangkan, seorang muslim mengenakan dan mempopulerkan SALIB! Its look funny, like a joke, right?

Iya, silahkan baca sejarah tentang agama-agama samawi beserta karakteristik kaum serta simbol-simbol yang mereka pergunakan dari masing-masing agama samawi tersebut. Lalu silahkan juga membaca sejarah tentang makar dan permusuhan mereka terhadap Islam. Saya tidak bisa menyampaikan sejarah itu disini, sangat panjang dan saya bukanlah seorang descryptor yang baik. Tapi lihatlah sekarang, mereka sukses dengan strategi perang pemikiran mereka, strategi perang yang jauh dari kontak fisik, efek jangka panjang, bahkan sangat panjang, dengan dosis yang sangat sedikit tapi konsisten diberikan. Hasilnya, seorang muslim dengan mudah mengatakan “ahhh, saya kan fans AC Milan, apa salahnya saya mengenakan seragam AC Milan, itu kan hanya sekedar simbol, yang penting keyakinan saya tetap Islam, tidak ada masalah kok…”

Iya, saat kita sudah berfikir seperti itu maka sejatinya kita sudah sedikit atau mungkin banyak kehilangan kehormatan kita terhadap keyakinan kita yaitu Islam. Islam terlalu cerdas dan terlalu visioner yang tak akan lekang oleh waktu, dan Islam hanya bisa diterima oleh orang-orang yang berakal serta mau berfikir. Tidak ada gunanya kita mengaku seorang Islam tapi kita tidak mau sedikit belajar memahami Islam itu sendiri. Jadi, mari kita lebih jernih dalam berfikir, lebih bijak dalam bertindak untuk kehormatan kita sendiri dan kehormatan keyakinan kita ISLAM. Terima kasih.